mendaur ulang sampah plastik

Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Sebuah Lukisan

Sampah plastik yang menggunung sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan lingkungan hidup. Bagaimana tidak, efek dari penumpukan sampah plastik sangat berdampak pada kita sebagai manusia, hewan dan juga tentu saja alam. Seperti contoh, penumpukan sampah plastik bisa mengakibatkan mengurangnya kesuburan tanah, ikan-ikan dan biota laut lainnya bisa memakan sampah plastik yang mengira kalau sampah plastik tersebut adalah makanan mereka, kalau sampah dibakar, bisa menimbulkan polusi udara. Sampah plastik bisa dibilang sulit ditangani, karena sifatnya yang tidak mudah terurai. Sampah plastik bisa terurai itu memakan waktu yang cukup lama, puluhan hingga ribuan tahun lamanya, tergantung jenis dan ukuran sampah plastik. Maka dari itu,cara yang paling efektif adalah mendaur ulang sampah plastik yang ada. Cara ini dinilai cukup efektif untuk mengurangi penumpukan sampah plastik. dimulai dari daur ulang untuk membuat hiasan rumah, wadah serbaguna, pot tanaman gantung, hingga menjadi sebuah lukisan sebagai pajangan dirumah. Ya, sampah plastik bisa kita jadikan sebuah lukisan, beberapa seniman mengaplikasikan sampah plastik sebagai lukisan yang indah.

 

Beberapa seniman tanah air ini sangat kreatif untuk memanfaatkan sampah plastik, tentu saja hal ini didasari dengan rasa peduli akan lingkungan sekitar yang semakin rusak akibat dari sampah plastik. Sebut saja,Selama itu, ia hidup berpindah-pindah menyusuri tiga negara, yakni Jerman, Prancis, dan Spanyol. Pria 71 tahun itu mengaku pernah menempuh pendidikan di Paris College de Fashion, meskipun tak selesai karena kendala biaya. Pekerjaannya kala itu ialah mendesain gaun pengantin khusus untuk musim gugur dan musim dingin. Ia menyatakan beberapa karyanya pernah tampil dalam ajang fesyen dunia, seperti Premiere Vision di Lyon dan Interstoff di Frankfurt. Pada 2001, Suwolo pernah mengikuti sebuah seminar yang membahas isu lingkungan hidup di Barcelona, Spanyol. Dalam seminar tersebut Suwolo sempat mendengar nama Indonesia disebut-sebut sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar ketiga di dunia pada masa itu. Kini, setelah pulang ke Indonesia, pria 71 tahun ini masih tetap fokus dengan seni lukis limbah plastik yang ia telah tekuni sejak 15 tahun lalu. Ia mengakui apresiasi masyarakat Indonesia masih minim terhadap seni alternatif yang ia usung ini. Meskipun ia tidak mendapatkan respons seantusias ketika ia menetap Eropa dulu, itu tak membuat Suwolo berhenti mengadakan workshop tentang seni yang ia geluti sejak 2005 tersebut. Ia tetap memberikan workshop kepada anak-anak SMA dan sejumlah mahasiswa di Bogor. (1)

 

Lalu, ada  Made Agus Janardana, 29, dosen dari Unhi Denpasar dan Poltek Ganesha Guru Singaraja, dalam menyulap sampah plastik menjadi lukisan kreatif dan inovatif. Menurut Agus Janardana, dirinya menemukan warna-warna yang kuat justru pada plastik kemasan. Karena terbiasa bermain warna dalam desain grafis, terbesit pikiran untuk memanfaatkan plastik kemasan sekali pakai ini ditransfer ke bentuk lukisan. Meskipun sudah menemukan ide dan membentuk desain, ternyata tidak langsung jadi. Agus Janardana musti belajar sabar untuk memadu-padankan warna-warna dari sampah plastik kemasan. (2)

 

Membuat sampah plastik menjadi sebuah lukisan, merupakan sebuah pemikiran yang sangat inovatif. Dimana sampah plastik bisa menjadi sebuah karya, yang tentu mempunyai nilai dimata para penggemar seni. Mempunyai pemikiran yang inovatif untuk mengatasi problem sampah plastik, menjadi cara yang unik untuk mendaur ulang sampah, jadi kita tidak bosan dengan kegiatan mendaur ulang. Pemikiran yang inovatif juga menjadi salah satu pilar komitmen AQUA dalam permasalahan sampah plastik. Dalam komitmennya Bijak Berplastik, AQUA mempunyai 3 pilar, yaitu pengumpulan sampah plastik, Edukasi mengenai sampah plastik dan Inovasi terhadap produk AQUA. Inovasi AQUA terhadap produk botol minum sudah terbukti saat ini. Selain dengan menggunakan botol air minum sendiri, penggunaan botol air minum dari kemasan daur ulang sampah plastik dapat menjadi solusi dalam mengurangi sampah plastik. Botol air minum dari kemasan daur ulang, terutama yang terbuat dari PET juga dapat membantu mendorong ekonomi sirkular karena memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan bagi pelaku industri daur ulang.  Untuk itu, Danone-AQUA meluncurkan AQUA Life, inovasi kemasan air minum yang terbuat dari 100 persen daur ulang sampah plastik. Inovasi ini merupakan perwujudan dari gerakan #BijakBerplastik Danone-AQUA melalui pengumpulan sampah, edukasi konsumen, dan inovasi kemasan. AQUA Life pertama kali diluncurkan di Bali pada akhir tahun 2018, yang kemudian ikut diluncurkan juga di Jakarta pada tahun 2019. Bahan baku dari kemasan ramah lingkungan ini terbuat dari botol plastik PET bekas baik berasal dari merek AQUA maupun merek lainnya yang dikumpulkan dari sejumlah jaringan Danone-AQUA seperti melalui bank sampah, pemulung, Recycling Business Unit (RBU) dan lain sebagainya. Kemudian, botol-botol tersebut dipilah, dibersihkan, dicacah, lalu diolah di business unit Danone-AQUA dengan teknologi tinggi yang memenuhi standar keamanan pangan. Danone-AQUA bertekad untuk mengumpulkan lebih banyak plastik daripada plastik yang digunakan untuk kemasan serta menjadikan kemasannya 100% sirkuler. Adapun kehadiran AQUA Life menjadi titik awal inovasi kemasan daur ulang sampah plastik di Indonesia yang akan terus diperluas penyebarannya di masa depan. Jadi jangan ragu untuk memilih AQUA dengan membeli AQUA LIFE, selain produknya yang berkualitas, AQUA juga sangat peduli dengan lingkungan. (3)

 

 

 

  1. https://mediaindonesia.com/weekend/291659/suwolo-lukisan-dari-sampah-plastik
  2. https://www.nusabali.com/berita/58968/mampu-mengubah-sampah-plastik-jadi-lukisan-wajah-super-wah
  3. https://bijakberplastik.aqua.co.id/publikasi/inovasi/inovasi-danone-aqua-untuk-menghadirkan-kemasan-yang-ramah-lingkungan/

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *