Terdapat perbedaan mencolok antara Valentino Rossi dan Marc Marquez perihal cara mereka menjalani karier di MotoGP. Marc Marquez dan Valentino Rossi kerap menjadi buah bibir akibat rivalitas mereka di MotoGP. Perolehan gelar juara menjadi alasan kenapa Marc Marquez dan Valentino Rossi sering dibanding bandingkan.
Marc Marquez mengoleksi 8 titel juara dunia, sedangkan Valentino Rossi mengumpulkan 9 gelar ketika menjadi penguasa MotoGP pada era 2000 an. Selain gelar juara, perbedaan cara mengarungi karier di MotoGP menjadi alasan Marquez dan Rossi menjadi bahan omongan. Perbedaan mencolok tersebut adalah Rossi lebih mudah 'baper' (bawa perasaan, red) daripada Marquez.
Hal ini terlihat ketika Rossi memutuskan pindah dari Honda ke Yamaha pada 2004. Pada waktu itu, pembalap berjuluk The Doctor sudah mencetak tiga gelar juara dari kelas utama (2 MotoGP dan 1 500cc). Keputusan Rossi pindah ke Yamaha dikarenakan anggapan pihak yang meremehkan kemampuannya.
Sebelum Rossi datang, Honda sudah menjadi penguasa berkat dominasi Mick Doohan dan tambahan satu gelar dari Alex Criville. Performa tinggi motor Honda serta status sebagai pembalap utama membuat Rossi dianggap sukses karena faktor motor belaka. Pandangan itu menjadi salah satu penyebab Rossi memilih hengkang ke Yamaha (saat itu pabrikan medioker) pada 2004 untuk membuktikan kekuatannya.
Usaha Rossi berhasil. Setelah mencetak kemenangan pada balapan pembuka, Rossi menutup musim dengan menjadi kampiun. "Pada tahun itu banyak yang mengatakan saya juara berkat Honda," kata Rossi dilansir BolaSport.com dari Corsedimoto. "Itu adalah kepuasan, saya membuat keputusan gila. Itu seolah olah Lewis Hamilton meninggalkan Mercedes untuk bergabung dengan McLaren."
"Semua orang di Honda mengira saya gila ketika memutuskan bergabung dengan Yamaha. Tetapi pada akhirnya, saya menunjukkan bahwa tidak hanya juara karena motor," imbuhnya. Berbeda dari Rossi, Marquez tidak mudah baper. Pembalap 27 tahun itu sering mendapat tantangan untuk keluar dari zona nyamannya.
Dalam beberapa tahun belakangan, Marquez sering dirumorkan akan meninggalkan Honda untuk pindah ke tim yang baru. Alih alih pergi, Marquez justru memilih bertahan dengan tim asal Jepang itu. Dia bahkan meneken perpanjangan kontrak bersama Honda sampai 2024. "Saya ingin merasa nyaman dan bahagia. Jika saya sudah mendapatkannya, kenapa harus pindah?" kata Marquez, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb .
Pilihan Marquez bertahan ini menunjukkan bahwa tidak mendengarkan perkataan orang lain untuk sebuah pembuktian. Kesuksesan mencetak kemenangan secara rutin ketika pebalap Honda lainnya kesulitan telah membuktikan kemampuan Marc Marquez memang di atas rata rata.