Obat yang Diklaim Trump Sembuhkan Covid-19 Prancis Larang Penggunaan Hidroksiklorokuin

Prancis telah melarang penggunaan obat anti malaria kontroversial hidroksiklorokuin untuk mengobati orang dengan Covid 19. Langkah ini dilakukan mengikuti publikasi temuan awal dari studi skala besar yang menemukan hidroksiklorokuin tidak memberikan manfaat kepada pasien, dan sebenarnya bisa berbahaya. Sebelumnya, jurnal medis Lancet pada 22 Mei 2020 kemarin melaporkan, tingkat kematian di berbagai negara meningkat.

Selain itu, frekuensi detak jantung tidak teratur yang meningkat pada pasien yang diberi hidroksiklorokuin. Untuk dicatat, studi pengamatan itu dilakukan pada hampir 100.000 pasien. Pada hari berikutnya, dia meminta Dewan Tinggi Kesehatan Masyarakat Prancis (HCSP) untuk meninjau kembali situasinya, dan merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan obat.

Secara terpisah, temuan itu juga mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, penangguhan sementara obat malaria dari uji coba global, Senin (25/5/2020). Untuk selanjutnya WHO akan memantau berbagai potensi perawatan Covid 19, sambil menunggu tinjauan keamanan. Lebih jauh, setidaknya empat orang di Prancis telah meninggal karena komplikasi terkait dengan efek samping dari hidroksiklorokuin.

Sebuah studi awal yang dirilis pada awal April 2020 di kota Nice di selatan menemukan, ada 43 kasus gangguan jantung terkait dengan penggunaan hidroksiklorokuin tersebut. Sebagai catatan, Presiden Donald Trump disebut telah menjadi orang yang mempromosikan obat ini. Melaporkan, Trump pun mendapat kecaman dari para ahli medis ketika dia baru baru ini mengumumkan bahwa mengonsumsi hidroksiklorokuin setiap hari.

Ini dilakukan Trump sebagai upaya untuk mencegah tertular Covid 19. Namun, pada Senin (25/5/2020), Trump mengatakan, dia telah berhenti minum hidroksiklorokuin. Pandemi virus corona kini telah menewaskan lebih dari 350,00 orang di seluruh dunia. Para peneliti di seluruh dunia kini terus bekerja secara agresif untuk menemukan perawatan dan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus yang mematikan itu.

*WHO belum merekomendasikan obat atau vaksin apa pun untuk mengobati Covid 19. Penelitian lebih lanjut masih dikembangkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *