Kasus perundungan (bully) diduga dialami siswi SMP Negeri 3 Bae, Kabupaten Kudus. Video seorang siswi dibully dikeroyok sejumlah siswi lain viral di media sosial pada hari Selasa (25/2/2020) sore kemarin. Dalam video tersebut, seorang siswi tengah menangis di tengah jalan dan sejumlah perempuan lainnya melarikan diri saat terpergok warga.
"Sing dianu ndi mau? rene (yang dibully mana tadi? sini?," ujar perekam video. "Ayo neng polisi (ayo ke polisi)," tambahnya. "Diapakno? Kowe dhewekan? (diapakan, kamu sendirian?)," korban kembali ditanya.
"Heh…kancamu ndi? (heh temanmu mana?)," tanya perekam. "itu," jawab korban sembari menangis. "Lha perkara apa?," tanya perekam.
"Ngga tahu," jawab korban. Berdasarkan informasi, kejadian tersebut berlokasi di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, Joko Susilo mengakui adanya kejadian perundungan siswa tersebut.
Pihaknya menjelaskan, sudah melakukan pembinaan kepada SMPN 3 Bae Kabupaten Kudus. "Sudah diselesaikan pihak sekolah, dan dinas sudah melakukan pembinaan ke sekolah baik itu kepada guru dan siswanya," jelas lewat whatsapp, Rabu (26/2/2020. Saat ini Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Kudus tengah melakukan pemeriksaan di sekolah tersebut.
Diduga dari sejumlah pelaku tersebut merupakan kakak kelas korban dari satu sekolah. Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Kudus menyebut korban perundungan (bully) mengalami trauma pasca kejadian yang dialaminya. Kasus tersebut membuat korban berinisial J (13), siswi SMP Negeri 3 Bae Kabupaten Kudus itu tidak bisa tidur dan makan sejak Selasa (25/2/2020) malam.
"Ya katanya korban ini semalam nggak bisa tidur dan dari malam kemarin belum makan. Makanya sekarang saya mau ajak makan dulu," kata Ketua JPPA Kudus, Noor Haniah, kepada wartawan sekitar pukul 13.30, Rabu (26/2/2020). Noor akan mendampingi korban perundungan itu hingga kasusnya selesai dan pulih psikologisnya.
Pihaknya mengupayakan agar kasus tersebut juga selesai secara kekeluargaan sehingga orang tua pelaku semua diundang. "Kami sudah menyelesaikan secara kekeluargaan dengan semua pihak, baik korban dan pelaku," ujar dia. Dalam kasus tersebut melibatkan sekitar sembilan orang pelajar yang berasal dari tiga sekolah, yakni SMPN 3 Bae, SMPN 2 Bae, dan SMP Istiqlal.
Namun dari jumlah tersebut, hanya satu orang pelaku yang melakukan perundungan berinisial A (15) yang menganiaya korban. "Pelaku ini menurut keterangan korban hanya menampar, tidak melakukan yang lain," jelas dia. Menurutnya, kejadian itu dipicu karena antara korban dan pelaku memiliki kedekatan dengan pria yang sama.
Diduga antara pelaku dan korban tersebut memiliki perasaan yang sama terhadap satu orang pria. "Ya namanya anak muda, penyebabnya karena pria," ujar dia. Kasus siswi dibully 3 siswa SMP Muhammadyah Butuh Purworejo mendadak viral setelah videonya beredar di media sosial.
Kasus siswi dibully di Kecamatan Butuh Purworejo itu terjadi pada Rabu (12/2/2020) pagi hari. Sesuai informasi yang beredar, pihak siswi yang dibully melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian pada pukul 16.00 WIB. Lebih lanjut, dia enggan menjelaskan perempuan yang dimaksud serta detail pelaporannya.
"Pelaporannya terkait penganiayaan siswa. Itu saja," tambahnya. Belum diketahui mengapa jarak antara pelaporan dan kejadian begitu jauh, berselang beberapa jam. Sumber itu menyebut identitas dan alamat masing masing yang terlibat namun meminta disimpan mengingat pelaku dan korban sama sama di bawah umur.
Dari keterangan sumber lain, diketahui bahwa pelapor adalah ibu korban. Ibu korban mengetahui bullying terhadap anaknya setelah melihat video kejadian di tempat kerja pukul 10.00. Dia kemudian pulang ke rumah memberi tahu suaminya atau ayah korban.
Mereka kemudian datang ke sekolah menanyakan kebenaran adanya perundungan tersebut. Setelah mendapat jawaban, kemudian ibu korban melaporkannya ke Polsek Butuh. Di Semarang, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tak menyangka kali pertama mengetahui aksi bullying antarsiswa di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo.
Begitu melihat video yang viral tersebut, Ganjar berujar langsung menelepon kepala sekolah terkait. "Saya sudah telepon Kaseknya." "Sudah ditangani sekolah, saya sedang minta detilnya," kata Ganjar dalam pesan singkat, Rabu malam.
Ganjar mengatakan kasus tersebut sudah ditangani kepala sekolah dan polisi setempat. "Besok saya minta pengawas sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo turun untuk klarifikasi, sekaligus mengambil tindakan." "Karena mereka masih anak anak, saya minta diberikan konseling bersama ortunya,"tambah Ganjar.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial, video aksi bully tiga siswa kepada seorang siswi di dalam kelas salah satu SMP swasta Purworejo. Video berdurasi 28 detik itu beredar di media sosial, terutama Instagram dan WhatsApp Group. Tak hanya menampar atau memukul, beberapa tendangan juga dilancarkan dalam video tersebut.
Ada juga yang memukul menggunakan gagang sapu ijuk. Siswi bersangkutan hanya bisa duduk di kursi membenamkan kepalanya dalam dalam ke meja. Dia terdengar menangis tersedu sedu.
Teman temannya yang melakukan perundungan malah tertawa sambil terus berulah. Berikut narasi yang dilampirkan dalam keterangan video itu. "Tlg sebarin aduh benar sakit hati menangis mimin liat kaya gini.Kelakuan bejad anak² jaman sekarang
Sekolah tuh buat nuntut ilmu bentuk karakter supaya baik bukan malah kelakuan kaya preman Ngebully anak org apalagi anak perempuan main pukul main tendang emang kalian pikir itu ga sakitt… Tolong Viralkan biar anak² bego divideo ini di DO aja dari sekolahnya apalagi anak cewe yg dibully ini kekurangan ga kaya anak normal
Kejadiannya di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo, Jawa Tengah." Wakapolres Purworejo, Kompol Andis Arfan Tofani, yang dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Ya (kejadian di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo), tapi untuk ininya baru kita dalami."
"Intinya dari Polres Purworejo baru mendalami kasus itu." "Itu saja, infonya masih terbatas dulu karena kami perlu konfirmasi konfirmasi, mas," jelasnya. Kompol Andis menambahkan, Kapolres Purworejo sudah membentuk tim untuk melaksanakan penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut.
Pada intinya, lanjut Andis, Polres Purworejo baru menerima laporan dan menindaklanjuti. "Nanti dululah kalau masalah jumlah pelaku ya." "Karena masih pendalaman," kata mantan Kapolsek Semarang Utara itu. (Raka F Pujangga)