Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto mengungkapkan, siswi SMP yang menjadi pelaku pembunuhan bocah 6 tahun di Jakarta, merupakan pecinta hewan. Menurutnya, tersangka berinisial NF (15) itu sebenarnya menyukai kucing. Dalam pemeriksaan penyidik, pelaku mengaku ibu tirinya pernah membuang kucing peliharaannya.
Menurut NF, rumahnya kecil dan sempit, jadi dirinya tak bisa untuk memelihara kucing. "Jadi interogasi kemarin memang ada kita tanya 'apakah kamu menyayangi binatang, ada salah satunya kucing', "Sekarang dia bilang tidak ada karena dibuang sama ibu tirinya," ujar Heru Novianto, dikutip dari YouTube , Senin (9/3/2020).
"Rumahnya sangat kecil dan sempit, kadang kadang ibunya tidak suka, terus dibuang," jelasnya. Heru menambahkan, pelaku tidak menyukai binatang kodok. "Kami nanya juga ada binatang yang kamu tidak sukai pertama diem, 'kamu suka kodok?' tidak," ujar Heru menirukan jawaban NF.
Saat ditanya apa pernah pelaku membunuh kodok, NF mengaku dirinya pernah membunuh binatang tersebut. "Bagaimana kamu membunuh kodok?' dengan menggunakan garpu ditusuk tusuk sampai mati," ujar Heru menirukan jawaban pelaku. Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, NF mempunyai kebiasaan untuk membunuh hewan tanpa alasan yang jelas.
Ia menyampaikan, kebiasaan dari NF yang membunuh hewan tersebut sudah muncul sejak kecil. "Sejak kecil pelaku senang bermain dengan binatang dan membunuh binatang dengan gampang," kata Yusri, dikutip dari , Minggu (8/3/2020). Menurutnya, pelaku mempunyai kegemaran untuk memelihara kucing.
Namun, NF diketahui sering melempar kucing tersebut dari lantai dua rumahnya. "Dia mempunyai hewan kesayangan, hewan peliharaan kucing." "Tapi kalau lagi kesal, (kucing) itu bisa juga dilempar dari lantai 2 (rumah tersangka)," ungkap Yusri Yunus.
Mengutip , tersangka juga diketahui sering menyiksa binatang. Menurut Yusri, NF melakukan penyiksaan saat dirinya tak senang. Pelaku diketahui pernah menusuk nusuk kodok hidup memakai garpu.
Tak hanya pada kodok, pelaku juga melakukan hal yang sama saat menemukan cicak. Sebelumnya, ia menyebut, pelaku memperlihatkan kondisi yang tenang saat bertemu dengan penyidik. "Tenang sekali dia. Jawabannya tenang dan santai. Itu berulang kali," ungkap Yusri.
NF dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diperika kejiwaannya, Senin (9/3/2020). Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati, Henny Riana mengungkapkan, pihaknya memeriksa gambar dan tulisan dari pelaku. Henny menyebut, pemeriksaan tersebut merupakan metode untuk observasi jiwa.
"Itu salah satu proses pemeriksaan, jadi analisa gambar, karangan, dan sebagainya," kata Henny di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, dikutip dari . Tim dokter akan menentukan kondisi kejiwaan dari NF, dari gambar yang dibuat oleh tersangka. "Disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau cuma kertas dan gambar kami sediakan, memang itu bagian dari pemeriksaan (jiwa)," ungkapnya.
Namun, saat ini hasil dari pemeriksaan pelaku belum bisa diketahui, karena baru satu hari pemeriksaan. Sebab, NF harus mengenal dulu para tim dokter agar lebih terbuka saat menjalani pemeriksaan. "Kita baru pemeriksaan tahap awal, mulai dari pendekatan sebagai dokter dan terperiksa, dalam hal ini pasien," imbuh Henny.